Aku dan Temanku


 Namaku Alam sekarang aku menduduki bangku kelas 11 SMA bersama teman ku Alan dan seharusnya aku dan Alan bisa menduduki bangku kelas 11 dengan temanku yang bernama Alang tetapi ada sesuatu yang membuat kita tidak bisa bersama. Pertemanan kami sudah dimulai sejak kami berumur 7 tahun, ya benar kita bertemu saat kita masih mejadi anak kelas 2 SD. Pada hari itu hari pertama dimana aku menduduki bangku kelas dua tanpa teman tanpa ada yang mendampingi memang beginilah sifatku, aku bukan orang yang mudah bergaul jadi mencari teman bukanlah hal yang mudah bagi diriku. Tetapi hari itu dua orang menghampiriku dan salah satu di antaranya langsung menyeletuk “WAHHH TAS KAMU BAGUS!” begitu katanya. Aku yang tidak terbiasa diajak berbicara pun hanya bisa tersenyum dan anak yang satunya pun berkata kepadaku “BEN10 KITA SUKA BANGET NONTON BEN10” dan lagi lagi aku hanya membalasnya dengan tersenyum. “Namaku Alang dan ini Alan kita suka banget sama ben10 kamu juga suka? kalau begitu ayo kita berteman.” Tidak bisa ku percaya aku akan mendapatkan teman dengan waktu secepat ini. Aku menjalani hari hariku dengan Alang dan Alan, aku merasa bahwa aku tidak akan bisa bertahan jika aku tidak bersama mereka karena selama ini mereka yang mengajarkan aku untuk selalu percaya pada diri sendiri dan bukan hanya itu mereka juga mengajarkan nilai nilai kehidupan kepadaku. Pada hari Sabtu ini kita berencana untuk pergi ke pantai namun cuaca pada hari Sabtu ini tidak mendukung sesuai yang dikatakan ramalan cuaca akan ada hujan lebat beserta badai jadi aku menghubungi Alan dan juga Alang untuk membatalkan acaranya. Balasan dari mereka di dalam grupchat ku lihat setelah 2 menit aku mengirim pesan kepada mereka. “Iya Alam sekarang aku sedang di dalam rumah bersama keluarga ku yang lain” jawab Alan “hujan sudah mulai deras sepertinya badainya akan datang aku harap kalian selalu berhati hati ya” aku menerima balasan lagi dari Alang. Selang 10 jam kemudian ternyata hujan yang lebat beserta badai tadi menimbulkan banjir dan beberapa bangunan di kota ku sudah rusak dan sekarang warga sudah mulai di evakuasi termasuk aku beserta keluargaku. Lalu aku memutuskan untuk meembuka handphone ku dan akku berniat mengirim pesan kepada Alan dan Alang memastikan bahwa mereka berada dalam kondisi baik baik saja, namun apa yang aku dapat adalah pesan dari Alan yang mengatakan “Alam, Alang sudah meningga. Dia tertimpa reruntuhan saat sedang berusaha menyelamatkan anak kecil.” seketika aku tidak bisa bekata apa apa aku hanya ingin menemui Alang dan Alan.

 Sekarang aku berdiri bersama Alan di depan makam Alang menyadari bahwa sudah 2 tahun semenjak peristiwa itu terjadi. “Alang kalau tau sekarang kamu udah jadi ketua osis pasti dia bakal kaget, gak ada yang nyangka kalau dulunya kamu anak pendiem.” ucap Alan. “Ini kan juga berkat kalian.” Sekarang aku menyadari bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan tetapi di balik perpisahan ataupun pertemuan yang terjadi pasti mengandung banyak makna di dalamnya.    


Aldisa Salwa Rae Ariella (XI MIPA 5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar