FREEPORT


Pada pertemuan pelik di ruang kementrian keuangan Indonesia, setelah konflik panjang sebelumnya yang berujung tanpa kesimpulan.

AS : “Bagaimana Pak, sudah dipikirkan kembali penawaran kami kemarin?”
ID : “Kami sudah memutuskan Pak, tidak ya tidak, keputusan kami bulat.”
AS : “Indonesia tetap mendapat pak, berupa 0,01 persen dari total hasil penambangan dari freeport ini.”
ID : “Kami memiliki hak penuh atas freeport Pak, mohon maaf.”
AS : “Tetapi alat dan mesin Indonesia sama sekali tidak memenuhi kebutuhan pengolahan bukan, Pak?”
ID : “Kami bisa Pak mencoba mengolahnya,”
AS : “Yakin bisa Pak? Kami di sini hanya ingin membantu, bukan mencoba menguasai. Namun nanti hasil kita bagi dua, namun tentu saja kami lebih besar.”
ID : “Kami yang punya Pak, sepenuhnya sebenarnya freeport hak kami, tidak bisa jika AS mendapat hasil lebih besar”
AS : “Baik, Indonesia menginginkan bagaimana?”
ID : “Kami mengakui Pak, alat dan mesin kami sama sekali tidak mencukupi untuk mengolah besarnya freeport yang kami punya, namun kami juga tidak bisa membiarkan sesuatu yang menjadi milik kami untuk orang bahkan negara lain”
AS : “Jadi bagaimana Pak, kami 70 persen dan Indonesia 30 persen, deal?”
ID : “Tidak. Kami tidak setuju, kami akan rugi Pak, sumber daya kami ya milik kami.”
AS : “Lalu bagaimana Pak? Alat kami akan kami jamin yang terbaik, adil kan apabila kami mendapat bagian lebih banyak?”
ID : “Tidak, sekali tidak ya tidak Pak. Kami tawarkan, Indonesia mendapat 51 persen hasil dari pertambangan ini, dan AS mendapat 49 persen. Bagaimana Pak?”
AS : “Hmm baik, kami butuh banyak pekerja berpengalaman dari daerah sini asli, apakah Indonesia siap menyediakan?”
ID : “Baik, akan kami siapkan. Hasil kita bagi dua, dan kami lebih banyak karena ini milik kami, begitu Pak?”
AS : “Deal Pak. Senang bekerja sama dengan negara Anda. Semoga secepatnya Indonesia bisa mengelola sendiri sumber dayanya, agar tidak terbuang dan tidak terurus seperti ini.”
ID : “Akan segera kami coba Pak, sudah lama kami memikirkan hal ini juga."


Nama :  
  1. Anindya Eka Pangastuti
  2. Shofiyah Hasanatun Nida
  3. Syarifah Nabila





Tidak ada komentar:

Posting Komentar