Teks Negosiasi "Pemekaran Provinsi Baru di Papua"


 Pemekaran Provinsi Baru di Papua



Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono meminta Wakil Presiden untuk menghentikan moratotium pembentukan daerah otonomi baru di daerah perbatasan dan pedalaman khususnya Papua.

Nono: Assalamualaikum Pak, mohon maaf mengganggu waktunya. Tapi saya ingin berbicara sebentar mengenai moratorium yang anda lakukan.

Wapres: Waalaikumsalam. Ada apa memangnya dengan moratorium tersebut?

Nono: Saya meminta agar moratorium tersebut dihentikan, pak. Menurut saya pemekaran daerah otonomi baru perlu dilakukan. Dengan pemekaran daerah terutama di Papua, saya rasa dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.

Wapres: Itu tidak bisa dilakukan pak. Kami masih perlu mengupayakan pembangunan merata di Papua. Listrrik saja belum semua terjamah. Apalagi menambah daerah otonomi baru kan juga perlu dana APBN yang besar.

Nono: Terkait anggaran tidak perlu dikhawatirkan. Pemekaran Papua tidak akan memberatkan dana APBN. Saat ini masih ada dana otonomi khusus yang bisa digunakan untuk menunjang pembiayaan APBN dua provinsi tambahan di Papua.

Wapres: Dua provinsi?

Nono: Iya, Pak. Menurut saya Papua setidaknya membutuhkan dua provinsi tambahan  karena terlalu luas untuk menjangkau dan mengendalikan Kawasan Papua itu hanya dengan dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat.

Wapres: Apakah ada alasan kuat selain karena Papua itu sangat luas? Bukankah dengan dua provinsi saja sudah cukup untuk mengendalikan Papua? Sebenarnya Papua saat ini hanya membutuhkan pembangunan yang lebih merata seperti Pendidikan, teknologi, dan lain-lain bukan penambahan provinsi baru.

Nono: Dengan adanya penambahan dua provinsi itu bisa memudahkan pembangunan di Papua, Pak. Karena lebih mudah dalam mengawasinya.

Wapres: Pemekaran dua provinsi baru itu bukan hal yang mudah. Perlu adanya pembangunan gedung pemerintahan baru dan pergantian KTP untuk setiap penduduk yang nantinya pindah ke provinsi tersebut. Itu semua memerlukan dana dan waktu yang cukup lama. Jika benar dana otonomi khusus yang tadi bapak bicarakan masih ada, memang nantinya akan cukup untuk membiayai semuanya bahkan hingga pemerataan pembangunan di Papua?

Nono: Kalau mengenai hal tersebut saya masih akan bicarakan dengan Kemenkeu, Pak.

Wapres: Jika rencana bapak belum matang sebaiknya diundur dulu. Jangan terlalu cepat mengambil keputusan karena masalah ini mencakup kepentingan negara. Tapi, opini bapak saya simpan dahulu dan nanti akan saya bicarakan lebih lanjut dengan presiden dan kemenkeu serta para kabinet kerja.

Nono: Baik pak. Terima kasih telah mendengar opini saya. Saya juga ingin ikut berpartisipasi dalam membangun negeri ini.

Wapres: Sama-sama, Pak. Mendengarkan opini dari semua orang juga merupakan tugas saya sebagai wapres.

Nono: Oke pak. Saya tunggu hasilnya. Apapun itu pasti yang terbaik untuk Indonesia. Assalamualaikum.

Wapres: Waalaikumsalam.


Aisyah Rahma. S, Amira Kumala.S, Edenia Evelina. L,
absen 2,4,9
X MIPA 3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar