Resensi Novel "Dikta dan Hukum"

 


Judul Resensi     : Novel Romansa Dikta dan Hukum

Identitas Buku   :

·         Judul Buku                          : Dikta dan Hukum

·         Nama Pengarang              : Dhia’an Farah

·         Penerbit                                : Asoka Aksara × Loveable Redaksi

·         Kota Penerbit                      : Jakarta Selatan

·         Waktu Terbit                       : April 2021

·         Tebal Buku                           : 388 halaman

Pendahuluan     :

                Dhia’an Farah, atau yang biasa dikenal sebagai Teh Ara adalah seorang penulis AU (Alternative Universe) di Twitter. Tidak hanya Dikta dan Hukum, dia juga menulis berbagai AU seperti Jeffrey, Disa, dan Persib Bandung, Kating Gede, dan juga Elegi Haekal. Ara adalah seorang mahasiswa hukum di sebuah perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat.

                Dikta dan Hukum adalah sebuah cerita yang awalnya berbentuk AU atau Alternative Universe di Twitter. Cerita ini memiliki ciri khas tersendiri sehingga banyak pembaca yang menyukainya sehingga beberapa penerbit tertarik untuk menerbitkan Dikta dan Hukum dalam bentuk novel. Tetapi, Ara akhirnya memilih Asoka Aksara × Loveable Redaksi sebagai penerbit.

                Kisah ini menceritakan tentang seorang mahasiswa hukum tingkat akhir bernama Dikta yang dijodohkan dengan seorang siswi SMA yang bernama Nadhira. Alasan orang tua mereka menjodohkan mereka yaitu karena mereka sudah berteman sedari kecil. Dalam novel ini, sosok Dikta digambarkan sebagai tokoh sempurna yang menjadi idaman para wanita. Memiliki kepribadian yang baik, sopan, berpendidikan luas, pintar, dan tentunya tampan. Visualisasi sosok Dikta digambarkan oleh anggota boyband terkenal dari Korea Selatan, yaitu Doyoung NCT. Sedangkan Nadhira sendiri, digambarkan sebagai siswi SMA kelas 12 yang tidak rajin. Ia malas untuk belajar, berbanding terbalik dengan Dikta. Nadhira juga memiliki sifat mudah mengeluh dan keras kepala.

                Seperti yang kalian pikirkan, Dikta dan Nadhira sama-sama menolak perjodohan tersebut karena beberapa alasan. Salah satunya adalah Nadhira yang memiliki kekasih bernama Jeno. Tetapi, mau tidak mau mereka harus tetap berpura-pura menerima perjodohan tersebut untuk menjaga perasaan orang tua mereka. Dikta terkadang membantu Nadhira mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dan terus memotivasi agar semangat belajar untuk masuk ke perguruan tinggi. Walaupun memiliki sifat yang cuek, Dikta sebenarnya memiliki perhatian untuk Nadhira. Tetapi, ia tidak pintar untuk menyampaikannya. Bahkan, terkadang ia dibantu oleh teman-temannya, Jeffrey, Theo, Atuy, dan Johnny.

                Perasaan seseorang memang tidak dapat diperkirakan dan tidak dapat dipahami. Lama kelamaan, Dikta dan Nadhira saling jatuh cinta dan mengharuskan Nadhira putus dari kekasihnya. Hubungan tarik ulur, dan beberapa masalah lain mulai menjadi ujian lika-liku dalam hubungan mereka. Seperti berbagai rahasia besar yang mulai terungkap dan hubungan mereka yang tidak direstui oleh Tuhan dan alam semesta.

                Bagi kalian yang ingin membaca kisah Dikta dan Nadhira, buku ini sudah terdapat di Gramedia seluruh Indonesia. Selain itu, kalian juga bisa membeli di situs perbelanjaan online seperti shopee milik Loveable Redaksi.

Kelebihan           :

Menurut saya, kelebihan dari novel Dikta dan Hukum ini cukup banyak. Pertama, yaitu cover buku yang sangat indah. Pemilihan gradasi warna yang tepat membuat cover buku menjadi enak dipandang dan bagi saya sendiri, saya sudah dapat bisa merasakan bagaimana sedihnya kisah yang terdapat di dalam buku tersebut. Kedua, penggambaran karakter yang tepat sehingga karakter fiksi yang ada terasa hidup dan nyata. Seorang laki-laki kuat bernama Dikta yang akhirnya terlihat lemah, menangis, dan menceritakan rasa sakitnya. Siswi SMA kelas 12 yang pemalas dan masih labil, dan berbagai penggambaran tokoh lainnya. Ketiga, persahabatan Dikta dan teman-temannya. Sebenarnya, hal ini bisa dibilang bukan kelebihan, tetapi saya akan memasukkannya sebagai kelebihan karena saya sangat menyukai persahabatan mereka. Bagaimana mereka saling mendukung dan saling menyayangi. Keempat, kehadiran tokoh Sena. Seperti poin ketiga, sebenarnya poin keempat ini juga dapat dibilang bukanlah suatu kelebihan. Tetapi, dengan kehadiran sosok Sen aini, cukup berpengaruh pada cerita. Bisa dibilang, jika tidak ada tokoh Sen aini, maka Dikta tidak akan membuat ‘Things to Do’ yang akan dia lakukan Bersama Nadhira. Kelima atau poin terakhir, yaitu pemilihan ending yang tepat. Menurut saya, penulis sudah memilih ending yang tepat. Selain itu juga berakhirnya kisah ini diceritakan sangat jelas sehingga pembaca tidak merasa kebingungan dan merasa digantung oleh ending cerita.

Kekurangan        :

                Setelah menjabarkan banyak kelebihan pada paragraf atas, tentunya suatu novel memiliki kekurangannya tersendiri. Pertama, penggambaran tokoh yang terlalu sempurna. Menurut saya sendiri, sosok Dikta dan Jeno digambarkan terlalu sempurna. Sifat Dikta yang memiliki banyak kelebihan, good attitude, dan sifat yang baik. Selain itu juga sifat Jeno yang terlalu sabar dan selalu berbuat manis kepada Nadhira. Kedua, adegan yang berlebihan dan memiliki kesan cheesy. Adegan yang dimaksud yaitu adegan bus dan ketika Dikta meminta maaf kepada Nadhira dari balik pintu. Menurut saya, adegan itu terlalu berlebihan dan terkesan seperti ‘drama’. Ketiga atau poin terakhir, alur cerita yang mudah ditebak. Sepertinya para pembaca sudah menangkap apa yang saya maksud. Alur cerita ini sangatlah mudah ditebak dan kejadian apa yang akan terjadi di adegan selanjutnya juga mudah ditebak. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar