Seperti Hari Biasanya

 

 Seorang laki-laki dengan mantel abu-abu berbulu berjalan pelan di pinggiran jalan dengan wajah menunduk.

 Wajahnya yang tertutup mantelnya terlihat sendu sambil terus menatap jalan yang di pijaknya.

 "Just another day..." gumamnya pelan.

 Saat dia tengah berjalan, hidungnya menangkap bau lezat yang membuatnya terhenti, ia menolehkan wajahnya, didepannya sekarang adalah sebuah toko kue yang terlihat nyaman dari luar. 

 Tiba-tiba, laki-laki tersebut teringat sesuatu, "Ahh, aku hampir lupa kalau kakak titip kue," gumamnya lagi. 

 Sebenarnya, ia hanya ingin pulang dan segera tidur di kasur empuknya, tapi kakaknya akan menceramahinya apabila ia tidak membeli kue pesanannya. 

 Dengan menghela napas, laki-laki itu masuk ke dalam toko kue dengan pelan. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku mantelnya dengan matanya menyapu seisi toko. 

 Ia kemudian berjalan dengan pelan menuju tempat kasir, sesampainya di sana, lelaki tersebut disambut oleh seorang gadis imut yang terlihat masih menduduki bangku sekolah.

 "Halo, selamat datang di Treats! Ada yang bisa Anna bantu?" Gadis tersebut tersenyum cerah, mukanya memerah karena suhu dingin yang membuatnya tambah menggemaskan.

 "Ha-halo, Bisakah aku memesan sekotak Red Velvet Cake untuk dibawa pergi?"

 Dengan gugup, laki-laki tersebut menjawab, sambil mengeluarkan secarik kertas dari sakunya. 

 "Ini pesanan dari kakakku, katanya kuenya harus diberi tulisan 'I miss you' di atasnya, bolehkah bila aku pesan seperti itu?" lanjutnya. 

 Gadis imut yang bernama Anna itu tetap tersenyum, "Tentu saja, boleh! Tunggu yaa, aku panggil kakakku dulu!" serunya sambil pergi meninggalkan laki-laki tersebut dan masuk ke dalam lewat pintu di belakang kasir.

 Dengan canggung, laki-laki itu menunggu dengan berdiri di depan kasir, matanya kemudian tertarik dengan kue-kue lezat yang tertata didalam sebuah etalase, semuanya terlihat menggiurkan baginya. 

 Matanya terlalu fokus pada kue-kue yang ada di etalase tidak menyadari seorang wanita yang sudah berada di depannya sekarang.

 "Halo, saya kakaknya Anna, Violet, tadi anda memesan Red Velvet Cake dengan tulisan diatasnya, Yes?"

 Hal yang pertama kali laki-laki dengan mantel berbulu itu tangkap adalah suaranya yang begitu lembut dan sopan, lalu setelah matanya berfokus pada Violet, ia tercengang. 

 Mata wanita yang bernama Violet itu sangatlah indah, mata kanannya berwarna hijau dan mata kirinya berwarna biru laut. Rambutnya yang berwarna keemasan itu agak berantakan namun terlihat gaya rambut itu cocok untuknya. Baju biru bergaris-garisnya tertutupi dengan celemek cokelatnya.

 "Halo? Excuse me, Sir?"

 "Hah? Oh, sorry. Iya, saya pesan itu," 

 Pipi laki-laki mantel berbulu itu memerah karena tertangkap melamun mengagumi Violet.

 "Baik, saya akan segera membuatnya, bolehkah saya tau nama anda?" 

 "Ah- Nama saya Victor," 

 "Baik, kalau begitu, Victor, mohon tunggu sebentar ya,"

 Dengan begitu, Victor dengan canggung berjalan menuju satu meja yang kosong dan menunggu di situ. 

 "Kak Victor, kak Victor!" 

 Laki-laki bernama Victor itu menoleh dan sekarang di hadapannya, Anna, memegang sebuah gantungan kunci berbentuk teddy bear sambil tersenyum cerah. 

 "... Ya?"

 "Ini buat kakak!" 

 Victor dengan ragu, masih menatap gantungan kunci tersebut. 

 "Bolehkah?"

 "Tentu saja! Beruangnya lucu kan?"

Dengan itu, Victor mengangguk lugu, ia menerima gantungan kunci itu dari tangan Anna dan perlahan, senyuman kecil terukir di wajahnya. 

 "Terimakasih, Anna"

 "No problem, Kak Victor!" 

 Senyuman cerah masih terukir di wajah Anna, dengan lompat kecil, ia berlari kembali ke balik kasir. 

 Victor yang sekarang terdiam di kursi dengan gantungan kunci masih di tangan hanya menatap kepergian Anna dengan mata berbinar yang terpancar kecil.  

 Hatinya merasa hangat, ini pertama kalinya ia menerima gantungan kunci seimut ini. 

 Matanya kemudian teralihkan pada salju yang terlihat dari luar jendela toko. Matanya yg hijau fokus pada salju yang turun rintik-rintik sampai tidak sadar bahwa namanya dipanggil. 

 "Red Velvet Cake untuk Victor! Victor? Victor!" 

 Victor yang melamun, hampir melompat dari kursinya karena terlalu kaget. Matanya membola dan menatap panik pada Violet. Violet hanya tertawa kecil melihat reaksi lucu Victor. 

 "Ini kuenya, sudah siap untuk kau bawa, Victor." ujar Violet sambil masih tertawa kecil. 

 Victor dengan wajah memerah karena reaksinya yang memalukan tersebut, berdiri dengan kaku lalu berjalan dengan agak cepat kearah meja kasir. 

 "Ahh, ya, terimakasih, berapa ya harganya?" tanyanya masih dengan muka malu. 

 Violet yang melihatnya hanya tersenyum kecil. "Harganya £15," 

 Victor dengan cepat membayar kemudian mengambil bungkus kue tersebut dengan hati-hati karena tidak ingin merusaknya. 

 "Terimakasih kuenya, Violet, I'll see you again," ucap Victor sebelum beranjak pergi, ia menoleh pada Violet yang dibalas dengan senyuman cerah. 

 "Sama-sama Victor, semoga harimu menyenangkan, tidak sabar bertemu kamu kembali!" jawab Violet dengan mata berbinar cerah. 

 Victor merasa wajahnya hangat, tak sadar, ia tersenyum dan berkata, "Aku akan kembali ke sini lagi," responnya sebelum berjalan keluar dari toko. 

 Victor berjalan pulang dengan bungkus kue di tangan, terukir senyuman cerah saat ia kembali mengingat kejadian yang terjadi di toko kue tersebut. 

 "Hari ini.., tidak buruk juga," gumamnya riang sambil berlari kecil dengan hati berbunga-bunga.

Tamat. 

Hafna Maulida A (13) 

XI MIPA 5 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar