Resensi Buku Bulan Karya Tere Liye


 

Identitas Buku:

Judul: Bulan

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit: 2015

Tebal buku: 400 hlm; 20 cm

ISBN: 978-602-03-1411-2

 

Sinopsis:

    Buku Bulan ini merupakan lanjutan dari buku Bumi karya Tere Liye. Masih sama seperti buku sebelumnya, di sini akan diceritakan petualangan Raib, Seli, dan Ali di Klan Matahari yang tidak kalah serunya.. Beberapa bulan lalu Miss Selena menghilang setelah kejadian di Klan Bulan. Lalu tiba-tiba saja ia kembali datang untuk mengajak mereka berkunjung ke klan Matahari selama kurang lebih dua minggu. Av memiliki rencana hendak menemui ketua konsil klan Matahari, hal ini dilakukan untuk mencari federasi dalam melawan Tamus yang diperkirakan akan bebas dan juga membebaskan raja tanpa mahkota.

    Awal kedatangan Av, miss selena, Raib, Seli, Ali, dan Ily yang hanya bertujuan untuk mencari sekutu dalam menjaga perdamaian dunia antar klan ini, justru dimanfaatkan oleh ketua konsil klan matahari yang bernama Fala-tara-tana IV untuk menambah kekuatan sang ketua. Yakni dengan mengikutsertakan Raib, Seli, Ali, dan Ily dalam Festival Bunga Matahari.

    Keluar dari portal, tak terduga mereka langsung disambut sorak sorai para penonton di tribun. Mereka datang persis saat pembukaan acara Festival Bunga Matahari. Festival Bunga Matahari merupakan suatu ajang lomba untuk mencari bunga matahari yang pertama mekar pada hari ke 10 sejak kompetisi itu di mulai.

    Raib, Seli, Ali, dan Ily mengikuti kompetisi dengan mengunggangi Harimau putih dari pegunungaan salju, yang diberikan oleh Mala tara tana II sebagai hadiah. Di tengah lapangan istana ilios, saat petir menghantam api unggun, sembilan kontingen lain berderap meninggalkaan lapangan istana besama hewan yang ditungganginya menerobos gerbang-gerbang yang ada. Raib dan rombongan menuju utara, mengikuti arahan Ily. Petualangan mereka di klan matahari pun akhirnya dimulai.

    Petualangan mereka untuk mencari bunga matahari yang pertama mekar itu diawali dengan memasuki hutan lebat, lalu dilanjut dengan singgah di ternak lebah milik hana, melintasi padang perdu berduri, memasuki hutan, melawan gorila, menghindari burung pemakan daging, melintasi lereng pegunungan berkabut, menyebrangi danau, tiba di perkampungan danau teluk jauh, bertemu Mela-Tara-Nata II. Melawan monster danau teluk jauh, lolos dari air bah yang tumpah, mendaki bukit, melewati lautan jamur beracun, serta memasuki lorong tikus bawah tanah. Dan tanpa diduga, bunga yang mekar pertama kali itu ada di peternakan lebah milik hana. Mereka pun segera pergi kembali kesana secepat yang mereka bisa. Banyak rintangan yang mereka lewati, bertemu dengan hal-hal baru, membantu kontingen lain, membantu orang yang bahkan mengusir mereka.

    Di akhir, mereka bertarung. Melawan ketua konsil yang hendak membuka portal penjara bayangan di bawah banyangan dan membebaskan Si Tanpa Mahkota. Hana mengorbankan lebahnya dan Ily mengorbankan dirinya.

 

Kelebihan:

Semua karya pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Tere Liye selalu berhasil membuat para pembacanya masuk ke dalam ruang imaji yang diciptakan olehnya. Bukan hanya menceritakan sebuah petualangan, tetapi juga berisikan banyak pengetahuan terkait teknologi, biologi maupun fisika. Alurnya pun tidak mudah ditebak. Di dalam buku ini ada banyak sekali pesan yang dapat kita ambil. Pengorbanan Ily untuk menjaga perdamaian dunia pararel dengan menghalang ketua konsil membebaskan Si Tanpa Mahkota sangatlah menyentuh hati.

 

Kekurangan:

Setiap kelebihan pasti memiliki kekurangan, sama halnya seperti buku ini. Alur yang diciptakannya memang susah ditebak tetapi bagian konfliknya berjalan lambat. Pada novel Bulan terdapat pola cerita yang ditulis secara berulang, sehingga pembaca mersakan kebosanan pada bagian tertentu. Selain itu, novel Bulan banyak menggunakan bahasa-bahasa sastra. Beberapa pembaca yang masih remaja cenderung sulit memahami bahasa-bahasa tersebut.

 

Nama : Agnes Frysky Aningrum

Nomor Absen : 01

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar