Selayang Jurus Menganyam Kata Merangkai Imaji



            “Bahasa menciptakan kosakata kesepian untuk mengungkapkan sakitnya sebatang kara, dan   kosakata kesunyian untuk menyampaikan mulianya kesendirian” –Paul Tillich-
            Dunia menulis memang sering dirasa berat bagi sebagian orang, terlebih bagi orang yang tidak memiliki keinginan untuk menghasilkan sebuah tulisan. Pada dasarnya, merangkai kata bukanlah perkara yang rumit. Hanya perlu beberapa trik untuk mengemasnya menjadi satu kesatuan utuh dalam sebuah tulisan, terutama karya sastra puisi.
                Sebuah kata akan menjadi menawan jika dipahat dari lubuk hati terdalam, yang sejatinya hanyalah sebuah ilusi, dan tidak akan menjadi nyata jika kita tidak pernah mau memulai untuk menggoreskan pena. Lalu bagaimana dengan merangkai diksi dalam penulisan puisi? Bagaimana agar menghasilkan puisi yang tidak klise? Bagaimana jika puisi yang dibuat menjadi monoton? Dan beragam ‘bagaimana’ lainnya.
Nah, untuk menjawab berbagai pertanyaan yang membuat kagok dalam  menulis, kami akan membahas sedikit bagaimana cara untuk menganyam sebuah kata. Berikut ulasannya:
Perbanyak Kosakata
Untuk memulai sebuah tulisan, memiliki kosakata yang berlimpah tentu saja sangat membantu dalam proses menulis. Hal ini bisa kamu lakukan saat menjumpai kata-kata yang asing dan sekiranya belum diketahui maknanya lalu catat kata tersebut. Cari arti kata tersebut dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
‘Lah, males banget baca KBBI’. Nah, ini nih penyakitnya. Mungkin karena saking tebalnya KBBI, untuk sekadar melihat pun kamu tak sudi. Right? Tapi, serius deh, kalau kamu rajin buka KKBI, minimal seminggu sekali, kosakata kamu akan bertambah. Setelah itu, tuangkan kosakata yang telah didapat dalam sebuah kertas dengan ide yang diluar batas.
Lihat Hal-hal Sepele dengan Sudut Pandang Berbeda
            Sejatinya, untuk mendapatkan sebuah ide tidaklah sulit. Kamu bisa menemukan ide itu pada langit-langit kamar, di bawah rembulan, pada sela-sela tangisan, bahkan diantara deretan rumus kimia yang membuat penat tak berujung. Tergantung penulis itu sendiri, jika ia bisa peka terhadap hal yang sepele yang tidak terpikirkan oleh orang lain, maka ide yang ia temukan tidak akan terkesan flat.
                Kekuatan seorang penyair adalah kemampuan melihat hal yang biasa dilihat oleh orang lain dengan cara yang berbeda. Bahkan jika kamu seorang penyair amatiran, kamu tetap bisa menghasilkan puisi yang berbobot. Misalnya jika orang pada umumnya melihat rumus-rumus kimia sebagai suatu yang membosankan. Dari persepsi penyair, ia tidak hanya melihat rumus-rumus tersebut, namun ia akan membayangkan kehidupan dari setiap rumus yang dijumpai.
Laiknya hutang, rindu harus juga dibayar
Jadi, jika rindu dibiarkan terbengkalai, apakah akan memupuk dosa?
Apakah si empunya rindu sanggup menikam ribuan rindu yang tak kunjung berjumpa muara?
Begitupu rindu.
Yang selalu butuhkan oase pelipur lara, yang butuhkan suatu kepastian--demi tuntaskan ia.
Terlebih bagi perempuan,
Memeluk rindu dalam kelam menyisa senyap,
Layaknya merapal reaksi oksidasi yang buat penat tak berujung.

Libatkan juga emosi dalam menulis. Hal ini akan membuat puisi yang dihasilkan terasa hidup. Ada sebuah rahasia untuk mengasah kreativitas penyusunan kalimat. Yakni dekatkan tangan dengan otak. Kecenderungan tangan berkolaborasi dengan otak sering kali terjadi. Karena itu, beri kesempatan tangan untuk menari di sebuah kertas sesuai yang dia mau. Ketika kamu mulai menulis, otak akan merekam dengan baik setiap gagasan dan kamu tidak akan mudah tersesat dalam rimba puisi atau kehilangan ilham.
Mengonkretkan Konsep-konsep Abstrak
            Kata-kata konkret merupakan kata-kata yang dirasakan melalui indra. Sedangkan abstrak yakni gambaran dari apa yang dirasakan. Mengapa harus menjadikan konsep abstrak menjadi konkret? Hal ini karena konsep abstrak sulit untuk diterjemahkan oleh pembaca. Setiap orang akan menggambarkan perasaan bahagia, gundah, dan perasaan lainnya dengan cara berbeda. Misalnya, kamu menuliskan ekspresi patah hati dengan kalimat “Dia merasa sakit hati”. Ubahlah menjadi “Laiknya samurai yang menikam hatinya, mencipta gurat pilu menohok batin penuh sembilu”
Hindari Penulisan Klise dan Sentimental
                Klise dapat disefinisikan sebagai suatu metafora atau simile yang kerap kali digunakan oleh penyair dalam menulis puisi. Tentu saja, penggunakan klise ini tidak akan memberikan konstribusi apapun bagi puisi yang dihasilkan. Pembaca akan menganggap puisi yang kamu tulis tidak memiliki kualitas. Beberapa contoh klise yang umumnya digunakan dalam puisi adalah, “bekerja banting tulang”; “Mentari kembali ke peraduannya”; atau “hujan menetes membasahi bumi”.
                Selain itu penulisan puisi juga seringkali menggunakan kata-kata yang berlebihan untuk menjabarkan emosi dalam puisinya. Misalnya menggunakan kata “bak ditusuk ribuan pisau” atau “dengan segenap jiwa dan raga”. Kata-kata sentimen dan berlebihan tidak akan membuat pembaca hanyut dalam puisi tersebut. Ada baiknya gunakan kata-kata yang sederhana namun tetap kuat dan menjelaskan yang tengah dirasakan si penyair.
Hidupkan Bahasa dengan Metafora
                Secara umum, metafora adalah penerapan sebuah kata atau frase untuk seseorang atau sesuatu tidak dalam pengertian harfiah, melainkan sebagai perbandingan. Pemilihan metafora ini memungkinkan penulis yang kreatif memiliki kekuatan untuk mengubah segala yang biasa saja menjadi aneh dan yang aneh menjadi diterima kemudian membuat kehidupan menjadi lebih menarik. Metafora juga jauh lebih efisien dan ekonomis ketimbang bahasa sehari-hari. Hal ini karena metafora memberikan pengertian yang maksimum dengan penggunaan kata yang minimum.
                Seperti yang dinyatakan oleh Aristoteles bahwa metafora mengisyaratkan kecemerlanngan berpikir, karena metafora yang baik melibatkan persepsi intuitif untuk menciptakan kesamaan dan ketidaksamaan. Ini akan memberikan serbuk penyedap dalam puisi yang kamu buat. Jangan lupa, perhatikan penggunaan diksi. Ini akan membuat puisi yang kamu buat semakin menarik. Gunakan kata-kata yang mempunyai kesamaan rima. Seperti kelam, malam, kejam, senyap, serap, sedap, dan lain sebagainya.
Temukan Formula Ending yang Pas
Ending merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh dalam alur sebuah tulisan. Untuk itu, penulis diharuskan agar bisa menciptakan ending yang menakjubkan. Adakalanya kamu bisa membuat ending dengan tipe menggantung, yakni berakhirnya cerita sulit untuk ditebak oleh pembaca. Hal ini juga bisa kamu terapkan dalam penulisan puisi. Contohnya seperti :


Tanpa sekat, hanya satu caya merebak.
Menyingkap segala tanpa gores dusta sekalipun
Sekalipun, atau banyak kalipun tak acuh walau ribuan hardik menanti
Dalam nanti yang dikira gerimis awalnya--

Action!
Dan.. yang terakhir yang perlu kamu lakukan adalah, mulailah dari sekarang. Jika kamu tidak ada keinginan untuk memulai, bagaimana bisa tulisan itu selesai? Bagaimana mungkin kamu membiarkan kertas dihadapanmu kosong hingga menguning sedangkan banyak ide terpikirkan dan terbuang sia-sia?. Seorang penulis pernah berkata : “hasrat tanpa tindakan akan membiakan penyakit”. Nah, begitupun dengan tulisanmu. Ia akan mengelana tanpa rimba hingga terserak entah pada beranda mana. Terlebih jika suasana hatimu sedang memburuk. Ide yang seharusnya tertuangkan malah akan mengoyak habis segala yang tadinya ingin kamu lakukan.
So, tunggu apa lagi? Selagi ilusi-ilusi itu masih berkeliaran di benakmu, ambil kertas kemudian tulislah! [.]

Penyusun:
-Adefa fadia Nur Alam
-Khoirunnisa Nurul Hakiki
-Annisa Siwi Rahajeng
-Fasya Aqila Abiyyanada
-Fathin Nur Hidayati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar