“Kata, Tentang Senja yang Kehilangan Langitnya”


 

Judul resensi

Kata “tentang senja yang kehilangan langitnya”

 

Identitas buku

Judul Buku    : Kata, “tentang senja yang kehilangan langitnya”

Penulis           : Nadhifa Allya Tsana (Rintik Sedu)

Tahun Terbit  : Cetakan pertama, 2018

                          Cetakan kesembilan, 2019

Penerbit           : Gagas Media

Jumlah             : vi + 389 halaman

ISBN               : 978-979--780-932-4

 

Pendahuluan

Nadhifa Allya Tsana atau lebih dikenal di instagram dan spotify Rintik Sedu, ia merupakan penulis buku terkenal di Indonesia yang bergenre kehidupan percintaan yang memang saat ini digemari oleh anak remaja salah satunya novel dengan judul Kata ini. Selain itu, di dalam buku ini Penulis mengungkapkan tujuannya dengan salah satu kata-kata yaitu “untuk yang terjebak di masa lau, untuk yang sedang meelangkah ragu, buku ini akan membantu beranjak dari kata yang lalu, ke kata yang baru.” - Rintik Sedu

 

Isi resensi

Perempuan biasa yang kuliah di jurusan komunikasi semester tiga, Binta. Ia hidup berdua dengan ibunya yang mengidap penyakit skizofrenia, Ayahnya pergi meninggalkan mereka berdua menjadi keluarga yang rapuh. Masalah yang terus saja menghamprinya membuat Binta merasa hidupnya berantakan dan antisosial. Berkali-kali ia berfikir untuk berhenti kuliah karena ia sama sekali tidak menikmati masa kuliahnya bahkan sering dikeluarkan dari kelas oleh dosen, tapi itu tidak mungkin. Binta harus membanggakan satu-satunya orang yang ada dihidupnya, ya ibunya. Ia hanya memiliki satu teman, Cahyo. Cahyo sudah tau sifat Binta, ia mampu mengerti sebagaimana keadaan temannya itu, tanpa memintanya untuk berubah.

 

Nugraha atau yang lebih dikenal Nug, ia dari jurusan Arsitektur di kampus yang sama dengan Binta. Nug adalah pria terpopuler di kampusnya. Dari sekian banyak perempuan yang ingin menjadi pacarnya Nug lebih tertarik dengan perempuan yang sangat antisosial, Binta. Nug adalah senior Cahyo dan ingin dikenalkan dengan Binta. Binta selalu tidak ingin terlihat keberadaannya, sedangkan Nug selalu mencari keberadaan Binta. Binta selalu cuek kepada semua laki-laki bukan kepada Nug saja, pada saat dulu ia merasa senang ada seseorang yang selalu bersamanya dan ia sangat di istimewakan tetapi pada akhirnya orang tersebut pergi meninggalkannya, ia bernama Biru.

Biru adalah seseorang yang suka berpetualang dan suka dengan kebebasan mempunyai sifat yang sangat berbanding terbalik dengan Nug, mungkin juga faktor masa lalu yang menimpa keluargannya yang mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal dunia. Biru adalah satu-satunya laki-laki yang ada didalam hati Binta setelah luka dari ayahnya dan sangan dipercayainya. Binta selalu senang melakukan semua hal asalkan bersama Biru. Biru dan Binta tumbuh bersama dan memiiki rencana pindah ke planet bernama planet biru. Sewaktu kecil Biru memiliki gambar peta dan ia menghapus semua gambar peta tersebut dengan bersama Binta lalu Binta bertanya kenapa petanya tidak ada gambarya dan jawaban Biru bahwa dia bisa kemana saja tanpa tujuan, Binta pun setuju apa saja yang dikatakan Biru.

Ketiga manusia tersebut sedang berada dalam 3 zona yaitu, zona masa lalu, zona yang sedang di jalani, dan zona yang akan datang. Ketiganya menunggu waktunya tiba untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing yang saling terhubung satu sama lain. Binta dengan masa lalunya dengan Biru, dan saat ini ada Nug yang selalu ada disampingya. Nug yang sedang menyukai Binta, dan memahami keadaan Binta dengan masa lalu Binta dengan Biru. Dan Biru yang sedang mencari jati dirinya dengan Binta yang ia tinggalkan karena ia tahu sudah ada laki-laki yang lebih pantas untuk membawa hidup Binta kedepannya yang lebih baik daripada dengan dirinya yang entah akan kemana ia bawa hidup Binta. Sampai akhirnya Biru dengan kebahagiaan dirinya yang masih berpetualang. Binta dan Nug yang sedang menikmati kebahagiaan bersama.

 

Keunggulan buku

Novel ini menggunakan bahasa yang ringin dan mudah di mengerti. Menggunakan alur campuran jadi tidak membosankan, membuat para pembacanya ingin selalu melanjutkan ke halaman berikutnya. Ada juga beberapa puisi yang sangat bagus untuk dijadikan motivasi dan juga terdapat sketsa gambar yang menyegarkan mata.

 

Kekurangan buku

Novel ini tidak di sertai biograf penulis yang mungkin penting untuk pembacanya ingin lebih mengenal penulisnya bukan hanya sekedar karyanya saja.

 

Kesimpulan

Dari penjelasan resensi di atas dapat disimpulkan bahwa Novel ini sangat layak untuk dibaca karena bahasanya yang mudah dipahami. Novel ini juga sangat cocok untuk para kaum remaja sekarang yang memang banyak yang sedang dalam fase pendewasaan khususnya tentang percintaan. Penulis menyampaikan amanat yang sangat berkesan untuk dijadikan motivasi bagi para pembacanya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar